Halo Sobat Nuklir
Kali ini mimin akan berbagi informasi terkait Peran Wanita di Dunia Kenukliran. Kuy di simak 😋
Beberapa waktu silam, tepatnya pada tanggal 22
Desember 2020. Komunitas Muda Nuklir Nasional berkolaborasi dengan BATAN dan
HIMNI menyelenggarakan acara webinar kolaborasik yang mengangkat tema tentang
peranan seorang wanita dalam perkembangan Iptek Nuklir. Jika kita berbicara
tentang sosok wanita dan nuklir, tentu nama yang akan muncul adalah sosok Marie
Curie. Bernama asli Maria Sklodowska yang lahir di
Warsaw pada 7 November 1867. Pertemuannya dengan seorang Pierre Curie, yang
merupakan profesor fisika pada 1894 bermuara pada pernikahan mereka di tahun
tersebut. Sejak saat itu Maria Sklodowska lebih dikenal sebagai Marie
Curie, mendedikasikan hidupnya kepada bidang ilmu fisika dan kimia radioaktif.
Latar belakang keluarga
 |
Kedua orang tua Marie Curie (Sumber : saintssistersandsluts.wordpress.com)
|
Manya adalah nama panggilan masa kecil dari
Marie Curie, dilahirkan dari latar belakang orang tua yang bekerja sebagai
guru. Dia merupakan anak kelima dan anak perempuan
terakhir dari guru sekolah menengah. Masa kecil Marie sangat sulit karena dia
harus menghadapi kematian ibu dan saudara perempuannya. Selain menerima pendidikan pada salah satu
sekolah di kotanya dan juga mendapatkan pengajaran sains dari ayahnya. Marie
merupakan seorang anak yang cerdas sejak kecil, hal ini terbukti pada saat usia
16 tahun Marie kecil pernah memperoleh medali emas saat menyelesaikan
pendidikan keduanya (setingkat SMP).
Masa muda seorang Marie
Curie
 |
Marie Curie usia 16 Tahun (sumber: Wikimedia)
|
Pada saat
usianya 16 tahun, orangtuanya hampir kehilangan semua hartanya karena mengalami
kerugian saat berinvestasi. Namun karena ambisinya, Manya tidak membiarkan apa pun menghalanginya dalam
mendapatkan pendidikan. Setelah lulus SMA pada 1880, dia mengikuti
"Floating University" di Warsawa. Ini adalah "sekolah"
ilegal dan bawah tanah yang dijalankan oleh anak muda Polandia. Kegiatan
belajar mengajar di sekolah ini berpindah-pindah tempat untuk menghindari
otoritas Tsar.
Ketika telah memiliki uang, Maria
pun pergi ke Sorbonne untuk kuliah. Di sini, dia mengganti namanya menjadi
versi Prancis, Marie. Dia tinggal bersama saudara perempuan dan saudara
iparnya, Dr. Kazimierz Dluski.
Awal pertemuan dan penemuan.
 |
Maria Curie dan Pierre Curie (sumber: racontemoilhistoire.com) |
Pernikahan Marie dengan Pierre menandai
dimulainya kemitraan yang akan segera menghasilkan pencapaian penting. Pada
1898, suami-istri Curie mulai tertarik melanjutkan penelitian tentang radiasi
yang dipelopori oleh Henri Becquerel. Marie dibantu Pierre berhasil menemukan
bahwa radiasi berasal dari peluruhan inti atom yang tidak stabil. Fenomena ini
kemudian dia beri nama radioaktivitas. Marie kemudian berhasil menemukan unsur
radioaktif pertama yang diberi nama polonium.Pada 1893, Marie berkesempatan bekerja sebagai
peneliti di laboratorium milik gurunya, Gabriel Lippmann. Akan tetapi, tidak
sampai satu tahun laboratorium Lippmann menjadi sangat sempit baginya. Dia
kemudian meminta bantuan kepada koleganya yang bernama Josef Kowalski-Wierusz
agar dicarikan sebuah ruang tambahan. Kowalski lantas memperkenalkan Marie
kepada ilmuwan muda bernama Pierre Curie dalam sebuah acara jamuan teh.
Keduanya mulai berbincang tentang kegiatan Marie yang malah membuat Pierre
sangat terkejut. Dia mulai menaruh hati pada gadis pendiam itu.
Trombetta dalam tulisannya menjelaskan bahwa
polonium dinamai berdasarkan negara Polandia. Marie yang semenjak kecil
dikepung perasaan nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, merasa dapat
menggunakan penemuan tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang perjuangan
untuk kemerdekaan Polandia. Pierre yang mengagumi kecerdasan istrinya setuju
pada keputusan itu.
Lima bulan setelah polonium ditemukan, Marie
dan Pierre kembali menemukan substansi lain bernama radium. Zat radioaktif baru
ini dengan cepat menarik perhatian ilmuwan dari pelbagai penjuru Eropa. Akan
tetapi, suami-istri Curie enggan memublikasikan temuan terakhir itu karena
khawatir jika radium akan disalahgunakan, seperti halnya bahan peledak Alfred
Nobel.
Pada Desember 1903, Marie dan Pierre Curie
dianugerahi Nobel Fisika atas penelitian mereka terhadap fenomena
radioaktivitas. Penghargaan itu dibagi bersama-sama dengan Henri Becquerel yang
telah lebih dahulu memelopori penelitian yang sama. Marie Curie menjadi
perempuan pertama dalam sejarah yang menerima penghargaan ini, kendati dia dan
suaminya menolak datang ke Stockholm karena Pierre terlalu lemah untuk
bepergian jauh.
Perjuangan
hingga akhir hayat
 |
Dedikasi seorang Marie Curie (sumber: mariecurie.org.uk)
|
Kematian mendadak Pierre tidak hanya menjadi
pengalaman pahit bagi Marie, melainkan juga menjadi titik balik paling
menentukan dalam karier dan kehidupannya. Marie bekerja semakin keras bagi
perkembangan ilmu pengetahuan demi menutupi rasa depresinya. Dia menolak uang
santunan yang diberikan pemerintah Prancis dan mengatakan akan menghidupi
anak-anaknya seorang diri.Diduga akibat paparan radiasi, kesehatan Pierre
sempat naik-turun. Marie bahkan disebutkan suka menyimpan bongkahan radium di
saku jas labnya. Keduanya bukan berarti tidak menyadari bahaya jangka panjang
radium. Belum sempat efek samping radium diteliti lebih jauh, Pierre meninggal
dunia akibat tertabrak kereta kuda yang kelebihan muatan di jalanan Paris pada
19 April 1906.
Di tahun yang sama, Marie diangkat menjadi
profesor pertama di almamaternya, Universitas Sorbonne. Setelah berhasil
mendirikan akademi untuk meneliti radium di Paris, Marie menerbitkan risalah
radioaktivitas setebal 971 halaman yang kemudian menjadi karya terpentingnya.
Disusul dengan keterlibatannya dalam Konferensi Internasional Solvay untuk
Fisika dan Kimia di Belgia tahun 1911.
Tidak butuh waktu lama sampai para ilmuwan
laki-laki mengakui kemampuannya. Fisikawan terkemuka seperti Ernest Rutherford,
Albert Einstein, Paul Langevin, and Max Planck, terang-terangan menyanjung
hasil kerja Marie. Albert Einstein bahkan menyebut Marie bekerja terlalu keras
hingga membuat “jiwanya seperti tiram yang tidak bisa mengekspresikan
kegembiraan atau rasa sakit.”
Meninggal
karena leukimia
 |
Seorang perempuan yang tangguh (sumber: nobelprize.org)
|
Sepanjang hidupnya, Marie Curie dikenal sebagai
ilmuwan perempuan paling produktif dan meninggalkan banyak catatan penting.
Namun demikian, tidak sembarang orang bisa membaca dokumen pribadinya, mulai
dari buku memasak sampai surat-surat penting yang sebagian disimpan di
perpustakaan nasional Prancis.Akibat terlalu sering melakukan kontak langsung
dengan unsur-unsur radioaktif. Radiasi sinar radium yang berlebih memberi
dampak negatif bagi tubuhnya, ia mengidap kanker leukimia. Pada tanggal 4 Juli
1934 di Haute Savoie, Curie mengembuskan napas terakhirnya.
Belakangan, dia baru menemukan bahwa seluruh
barang-barang pribadi Marie Curie beserta suaminya disegel dalam kotak timah.
Setelah lewat hampir 100 tahun, barang-barang peninggalan Marie Curie
dipastikan masih mengandung paparan radiasi berbahaya.