Oleh Dicky Pratama
Dewasa
ini tentu kita semua sebagai masyarakat tentu sangat dihantui oleh kehadiran
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut dengan COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai
kematian. Virus jenis ini adalah jenis baru dari coronavirus
yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, mulai dari balita
hingga lansia baik laki-laki mapun perempuan. WHO mencatat jumlah kasus-kasus
baru di beberapa negara meningkat semakin cepat, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data dari redaksi kompas per 2 April 2020 terdata sebanyak 934.245
Kasus, 193.891 orang sembuh serta 46.923 orang meninggal dunia dari lebih dari
175 negara yang telah dilanda oleh wabah pandemic ini. Sebuah angka yang sangat
mengerikan tentunya, mengingat pertambahan dari temuan kasus yang terus mengalami
peningkatan perharinya.
Sebenarnya, bagaimana gejala awal dari
pasien yang terinfeksi oleh Virus COVID-19 ini?
Gejala awal yang
dirasakan oleh para pasien adalah demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan,
sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Namun, sebagian pasien Covid-19 hanya mengalami
gejala sakit ringan, atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Virus
Corona masih merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai
dari influenza biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
Berdasarkan informasi dari lembaga kesehatan AS, Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), Seorang lansia yang memiliki riwayat gangguan kesehatan
seperti diabetes, asma, atau penyakit jantung, memiliki resiko lebih tinggi,
saat terinfeksi virus corona.
![]() |
Gejala klinis bila terinfeksi COVID-19 |
Lalu, bagaimana proses penularan Virus
COVID-19 ?
Ada dugaan bahwa
virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui virus ini juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19
melalui berbagai cara, yaitu:
· 1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah
dari bersin atau batuk penderita COVID-19. 2. Memegang mulut atau hidung tanpa
mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air
liur penderita COVID-19' 3. Kontak jarak dekat dengan penderita
COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan.
Dengan ini pemerintah
menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk melakukan Physical Distancing serta rajin mencuci tangan setiap mengerjakan
atau memegang sesuatu.
Lantas bagaimana
seorang bisa di diagnosis terinfeksi Virus Corona ?
Ada beberapa tes yang
bisa dilakukan untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, pertama yaitu
dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan menanyakan
riwayat bepergian serta tempat tinggal dari pasien hal diperlukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan infeksi virus Corona sebelum gejala muncul:
1. Melakukan Rapid Test (Pengambilan
Sampel Darah Pasien.
2. Melakukan RT-PCR (Pengambilan sampel
lender dari tenggorokan pasien dengan Swab
Menurut Situs Oxford, kesensitifan PCR tersebut
dapat membantu mendeteksi infeksi pada tahap awal dan berpotensi membantu
mengurangi penyebaran virus SARS-CoV-2 atau COVID-19.
Sebenarnya apa itu RT-PCR?
Menurut
Jawerth (2020) RT-PCR adalah metode yang diturunkan dari nuklir untuk
mendeteksi keberadaan materi genetik spesifik dari patogen apa pun, termasuk
virus. Awalnya, metode ini menggunakan penanda isotop radioaktif untuk
mendeteksi bahan genetik yang ditargetkan, tetapi pemurnian berikutnya telah
menyebabkan penggantian pelabelan isotop dengan penanda khusus, paling sering
menggunakan pewarna fluoresen. Real-time RT-PCR sekarang merupakan metode yang
paling banyak digunakan untuk mendeteksi coronavirus, namun banyak negara masih
membutuhkan dukungan dalam pengaturan dan penggunaan dari teknik ini.
![]() |
Ilustrasi Metode PCR untuk mendeteksi keberadaan Covid-19 (Sumber : The Biology Notes) |
Metode RT-PCR
merupakan suatu teknik memperbanyak replikasi DNA secara enzimatik tanpa
menggunakan organisme. cara yang dilakukan dengan mengecek keberadaan
virus melalui swab test atau mengambil sampel lendir melalui
hidung.
Tapi
sebelum penjelasan lebih jauh, mari kita mengulas sedikit tentang Apa itu virus
dan Apa itu materi genetik?
Virus adalah paket
mikroskopis materi genetik yang dikelilingi oleh molekuler. Bahan genetik dapat
berupa DNA atau RNA. DNA adalah molekul dua untai yang ditemukan di semua
organisme, seperti hewan, tumbuhan, dan virus, dan ia memegang kode genetik,
atau cetak biru, untuk bagaimana organisme ini dibuat dan dikembangkan. RNA
umumnya merupakan molekul satu-untai yang menyalin, menyalin, dan
mentransmisikan bagian-bagian kode genetik ke protein sehingga mereka dapat
mensintesis dan menjalankan fungsi yang membuat organisme tetap hidup dan
berkembang. Ada berbagai variasi RNA yang melakukan penyalinan, menyalin, dan
mentransmisikan. Beberapa virus seperti coronavirus (SARS-Cov2) hanya
mengandung RNA, yang berarti mereka mengandalkan infiltrasi sel sehat untuk
berkembang biak dan bertahan hidup. Begitu berada di dalam sel, virus
menggunakan kode genetiknya sendiri. RNA dalam kasus coronavirus untuk
mengambil kendali dan 'memprogram ulang' sel sehingga mereka menjadi produsen
dari virus.
Lalu
bagaimana sebenarnya peran RT-PCR ?
Agar coronavirus bisa
terdeteksi dengan RT-PCR, maka para ilmuwan perlu mengubah RNA menjadi DNA yang
disebut 'transkripsi balik'. Mereka melakukan ini karena hanya DNA yang dapat
disalin atau diperkuat - yang merupakan
bagian penting dari proses real time RT-PCR waktu nyata untuk mendeteksi virus.
![]() |
Transkripsi RDA-DNA dan sebaliknya
Para ilmuwan
menambahkan bagian spesifik dari DNA virus yang ditranskrip ratusan ribu kali.
Amplifikasi penting sehingga alih-alih mencoba menemukan jumlah yang sangat
kecil dari virus di antara jutaan untaian informasi genetik, para ilmuwan
memiliki jumlah yang cukup besar dari bagian target dari DNA virus untuk secara
akurat mengkonfirmasi bahwa virus itu ada.
Bagaimana
Cara Real-Time RT-PCR Bekerja terhadap Coronavirus?
Sampel dikumpulkan
dari bagian tubuh tempat coronavirus berkumpul, seperti hidung atau tenggorokan
seseorang. Sampel diberikan perlakuan dengan beberapa larutan kimia yang
menghilangkan zat seperti protein dan lemak, hanya mengekstrak RNA dalam sampel.
RNA yang diekstraksi adalah campuran dari materi genetik seseorang dan jika ada
RNA coronavirus. RNA secara terbalik ditranskripsi ke DNA menggunakan enzim
spesifik. Para ilmuwan kemudian menambahkan fragmen pendek DNA tambahan yang
melengkapi bagian spesifik dari DNA virus yang ditranskripsi. Fragmen-fragmen
ini menempel pada bagian target DNA virus yang ada dalam sampel. Beberapa
fragmen genetik yang ditambahkan adalah untuk membangun untaian DNA selama
amplifikasi, sementara yang lain untuk membangun DNA dan menambahkan label
penanda pada untaian, yang kemudian digunakan untuk mendeteksi virus.
Campuran tersebut kemudian
ditempatkan di mesin RT-PCR. Mesin berputar melalui temperatur yang memanaskan
dan mendinginkan campuran untuk memicu reaksi kimia spesifik sehingga membuat
salinan baru yang identik dari bagian target DNA virus. Siklus berulang
berulang untuk terus menyalin bagian target DNA virus. Setiap siklus menggandakan
jumlah sebelumnya mulai dari dua salinan menjadi empat, empat salinan menjadi
delapan, dan seterusnya. Pengaturan real time RT-PCR standar biasanya melewati
35 siklus, yang berarti bahwa pada akhir proses, sekitar 35 miliar salinan baru
dari bagian DNA virus dibuat dari setiap untai virus yang ada dalam sampel.
Polymerase Chain
Reaction The three-step process of the
polymerase chain reaction. (Sumber: Encyclopædia Britannica, Inc)
Ketika salinan baru
dari bagian DNA virus dibangun, label penanda melekat pada untaian DNA dan
kemudian melepaskan pewarna fluorescent yang diukur oleh komputer mesin dan
disajikan secara real time di layar. Komputer melacak jumlah fluoresensi dalam
sampel setelah setiap siklus. Ketika jumlahnya melampaui tingkat fluoresensi
tertentu, ini menegaskan bahwa virus tersebut menyajikan. Para ilmuwan juga
memantau berapa siklus yang diperlukan untuk mencapai tingkat ini untuk
memperkirakan tingkat keparahan infeksi: semakin sedikit siklus, semakin parah
infeksi virusnya.
Mengapa
menggunakan real-time RT-PCR?
Teknik RT-PCR real
time sangat sensitif dan spesifik sehingga dapat memberikan diagnosis yang
dapat diandalkan secepat tiga jam, meskipun biasanya laboratorium rata-rata
memakan waktu antara 6 hingga 8 jam. Dibandingkan dengan metode deteksi virus
lain yang tersedia, real time RT-PCR secara
signifikan lebih cepat dan memiliki potensi lebih rendah untuk kontaminasi atau
kesalahan karena seluruh proses dapat dilakukan dalam tabung tertutup. Ini
terus menjadi metode paling akurat yang tersedia untuk mendeteksi coronavirus.
Untuk mendeteksi
infeksi yang sudah cukup lama terjadi, penting untuk memahami perkembangan dan
penyebaran virus. Real time RT-PCR tidak dapat digunakan karena
virus hanya ada di dalam tubuh untuk jangka waktu tertentu. Metode lain
diperlukan untuk mendeteksi, melacak dan mempelajari infeksi yang sudah cukup
lama terjadi, terutama yang mungkin telah berkembang dan menyebar tanpa disertai
gejala.
Jadi, RT-PCR sangatlah efektif dan memiliki
tingkat akurasi yang tinggi dalam melakukan deteksi dini terhadap infeksi Virus
Covid-19. Namun dalam monitoring perkembangan dari infeksi itu sendiri perlu
adanya serangkaian pemeriksaan untuk menunjang pemeriksaan dan diagnosis
seperti Foto Rontgen ataupun CT-Scan yang juga merupakan implementasi dari
IPTEK Nuklir.
Referensi
Ciri-ciri Corona &Gejala Covid-19, Apa
beda dari Flu &Pneumonia
?,https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/ciri-ciri-corona-gejala-covid-19-apa-beda-dari-flu-pneumonia-eH1r
Gallagher. J. 2020. Virus corona: Sembilan
hal yang belum diketahui tentang Covid-19. https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/majalah-52087442
Gregersen. E. Polumerase chain reaction
|Definition & Steps| https://www.britannica.com/science/polymerase-chain-reaction
Jawerth. N. 2020. How is the COVID-19
Virus Detected using Real Time RT-PCR. https://www.iaea.org/newscenter/news/how-is-the-covid-19-virus-detected-using-real-time-rt-pcr
Ramadhani.Y.
2020. Ciri-ciri Corona & Gejala Covid-19, Apa beda dari Flu & Pneumonia
? https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/ciri-ciri-corona-gejala-covid-19-apa-beda-dari-flu-pneumonia-eH1r
Real
Time RT-PCR, https://www.iaea.org/newscenter/news/how-is-the-covid-19-virus-detected-using-real-time-rt-pcr
Virus
corona: Sembilan hal yang belum diketahui tentang Covid-19, https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/majalah-52087442
|
Posting Komentar