Plastik adalah benda yang tidak asing
bagi kehidupan manusia, bahkan ketika bayi baru lahir pun sudah dekat dengan
keberadaan plastik, entah itu dari botol dot yang dipakainya atau dari kemasan
popok yang ibunya beli. Eksistensi plastik sudah tidak perlu ditanyakan lagi di
kalangan pendududuk bumi.
Plastik
mempunyai banyak manfaat sehingga banyak digunakan. Selain karena mudah
dibentuk, plastik juga tergolong ringan, isolator yang baik, transparan, mudah
diberi warna, murah, dapat dijadikan barang tiruan dari kayu, gelas atau logam,
tahan terhadap zat kimia tertentu, serta tahan terhadap temperatur dingin
hingga hangat dan beberapa jenis plastik ada yang tahan terhadap temperatur
tinggi di atas titik didih air. Sekitar
satu abad yang lalu, kebutuhan plastik terus meningkat seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk dan ekonomi.
Dibalik keunggulan
dari plastik sehingga marak digunakan, akhir-akhir
ini meruak issue limbah plastik yang
meresahkan alam dan lingkungan. Hal ini disebabkan tak lain dan tak bukan
karena sifat dari plastik yang sukar diurai. Perlu waktu beberapa ratus tahun
agar plastik dapat terurai sempurna. Plastik sulit terurai di alam karena
plastik yang terbuat dari minyak bumi memiliki ikatan kimia antar molekul yang
sangat kuat dan tidak mudah larut dalam air sehingga jasad renik atau bakteri
sulit untuk menguraikan atau memakan molekul plastik.
Banyak langkah
dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut, karena jika dibiarkan dan tidak
ada pencegahan, bisa saja beberapa puluh tahun ke depan keberlangsungan makhluk
hidup di bumi akan terganggu oleh keberadaan limbah plastik. Mulai dari
mengurangi penggunaan kantong belanja berbahan plastik hingga mengganti
bahan-bahan yang berasal dari plastik menjadi bahan yang lebih ramah lingkungan
dan dapat diurai.
Baru-baru ini
banyak inovasi mengenai pembuatan plastik, misi yang dibawa adalah merubah dari
yang tadinya tidak ramah lingkungan menjadi “lebih” ramah lingkungan. Salah satunya
dengan membuat plastik menggunakan bahan bebasis komposit limbah tapioka dengan
campur tangan teknologi nuklir. Pati dari limbah
tapioka merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan alfa-glikosidik yang
terdiri dari amilosa dan amilopeptin, unit glukosanya mudah terhidrolisa oleh
asam maupun enzim, karena adanya gugus hidroksil dalam jumlah besar. Enzim bisa
dari bakteri, fungi, tumbuhan atau hewan. Mudah terhidrolisanya ikatan unit
glukosa tersebut menyebabkan pati dipakai sebagai biodegradable inisiator pada
pembuatan plastik ramah lingkungan.
Komposisi dari
plastik ramah lingkungan tersebut terdiri atas limbah tapioka, polimer
hidrofobik dan bahan alami lainnya. Radiasi sinar gamma yang digunakan adalah
untuk mengikat polimer alam dengan polimer sintetis secara kimiawi melalui
radikal bebas. Radikal bebas terbentuk hasil interaksi radiasi gamma atau
berkas elektron dengan bahan yang diiradiasi.
Mengapa menggunakan nuklir?
Karena dengan
memakai teknologi nuklir (radiasi sinar gamma khususnya), reaksi polimerisasi bisa
berlangsung lebih cepat, lebih powerful dan yg paling penting lebih ramah
lingkungan. Seperti yang kita tahu sinar gamma tidak ada tambahan chemical lain
laiknya proses polimerisasi konvensional ygn menggunakan banyak chemical
sehingga limbahnya juga menjadi masalah baru lagi. Selain itu teknik
kopolimerisasi radiasi tergolong lebih sederhana, aman, cepat dan praktis.
Referensi
Kommun
Posting Komentar